Senin, 30 Mei 2016

Sejarah Penyebaran Islam di Indonesia

by riki ramadhan  |  at  03.35

Sejarah Penyebaran Islam di Indonesia


Sejarah penyebaran Islam di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari aktvitas hubungan perdagangan Indonesia dengan bangsa lain. Sejak dahulu terdapat hubungan perdagangan antara Indonesia dengan Gujarat India. Hubungan itu makin ramai sesudah Bagdag jatuh ke tangan bangsa mongol tahun 1251. Karena kedudukan Gujarat bertambah penting, pedagang-pedagang Islam dari Gujarat berdagang langsung ke Indonesia. Mereka membeli rempah-rempah dan sebaliknya menjual barang-barang yang dibawa dari India. Melalui hubungan perdagangan ini, lambat laun agama Islam mulai disebarkan oleh pedagang-pedagang Gujarat terhadap rekan-rekannya di Indonesia. Dengan menganut agama yang sama hubungan perdagangan semakin bertambah erat.
Sejarah Penyebaran Islam di Indonesia
Ilustrasi
Sejarah penyebaran Islam di Indonesia semakin jelas terlihat pada akhir abad-13 dengan bukti-bukti bahwa Islam pertamakali disebarkan di Sumatra Utara. Bukti-bukti penyebaran Islam itu antara lain:
  • Dalam perjalanan dari China ke Persia (1292) Marco Polo singgah di Sumatra Utara. Dia menceritakan bahwa di Peureula telah ada penganut-penganut Islam.
  • Batu nisan Malik as Saleh, Sultan Samudra Pasai yang wafat 1297 menunjukkan batu nisan seorang Islam. Batu nisan tadi diimpor dari Gujarat dan agaknya menjadi dagangan yang penting.

Penyebaran Islam Kerajaan Samudra Pasai

Kerajaan Samudra Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia, sekaligus sebagai kerajaan yang pertamakali melakukan penyebaran Islam di Indonesia. Berkat letaknya yang strategis, Samudra Pasai segera tumbuh menjadi pusat perdagangan yang penting di Selat Malaka. Adanya hubungan perdagangan yang erat dengan Gujarat menyebabkan perdagangan Samudra Pasai mengalami perkembangan. Samudra Pasai juga telah mengadakan hubungan dengan kesultanan Delhi India. Perkembangan Samudra Pasai tidak lama, kira-kira hanya tiga perempat abad. Samudra Pasai tidak lama tumbuh menjadi negara besar karena menghadapi Majapahit. Sebagai negara maritim yang besar Majapahit tidak mungkin membiarkan tumbuhnya kekuatan baru disekitar Selat Malaka. Oleh sebab itu sekitar tahun 1350 Samudra Pasai dibinasakan oleh armada Majapahit. Setelah kejayaan Samudra Pasai berakhir, sejarah penyebaran Islam di Indonesia selanjutnya berpindah ke kerajaan Malaka.

Penyebaran Islam Kerajaan Malaka

Penyebaran Islam di Indonesia yang berkembang dari Malaka dianggap sebagai faktor penting dalam sejarah Islam di Indonesia. Dari Malaka-lah agama Islam tersiar masuk kesebagian besar wilayah Indonesia. Sebagai daerah bandar yang strategis, Malaka banyak dikunjungi oleh pedagang-pedagang yang datang dari pulau lain, seperti Pesisir Utara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dari aktivitas perdagangan itu juga, mereka saling bergaul dengan pedagang-pedagang Islam dari Gujarat, Persia maka lambat laun banyak diantara mereka yang menganut agama Islam. Selanjutnya, mereka melanjutkan penyebaran Islam tadi ke daerah-daerah dagang lain di Indonesia. Namun, pada tahun 1511 Malaka jatuh ke tangan orang Portugis. Tetapi hal ini membuat agama Islam semakin tersebar luas di Indonesia. Adapun sebabnya ialah:
  • Pedagang-pedagan Islam yang semula berada di Malaka lalu memindahkan kegiatannya ke daerah-daerah lain terutama ke Adeh, Banten, Kalimantan Barat, dan Makassar.
  • Jalur perdagangan Islam beralih dari Selat Malaka ke Selat Sunda terus menyusur pesisir Barat Sumatera. Daerah-daerah yang dilalu segera mendapat pengaruh Islam.
  • Raja-raja Islam dari Demak dan Aceh dengan segera menyebar luaskan agama Islam ke daerah-daerah yang belum Islam. Tujuannya untuk mencegah pengaruh Portugis baik di bidang politik, ekonomi maupun Agama.

Penyebaran Islam Jawa Tengah dan Jawa Timur

Akibat perang saudara dan pertentangan antar bangsawan pada permulaan abad 5 Pemerintah Pusat Majapahit telah lemah. Bandar-bandar pesisir Jateng dan Jatim, seperti: Demak, Jepara, Tuban, Gresik, dan Surabaya tidak lagi menghiraukan Pemerintah Pusat Majapahit. Bandar-bandar tersebut hakekatnya mulai tumbuh menjadi kerajaan-kerajaan kecil yang bebas merdeka. Berkat hubungan dagang yang erat dengan Malaka lambat laun para penguasa bandar-bandar itu banyak yang masuk menganut agama Islam. Dari kota-kota itu selanjutnya agama Islam tersiar ke daerah pendalaman dan juga daerah-daerah Indonesia yang lain seperti Maluku. Adapun pusat dan benteng Islam di Jateng-Jatim ialah Demak dan Gresik.

Penyebaran Islam oleh Wali Songo

Sejarah penyebaran agama Islam di Jawa tidak bisa dipisahkan dengan peranan dan jasa para wali. Sebutan wali adalah kependekan dari perkataan Wali’ullah, artinya sahabat Allah atau orang-orang yang sangat dekat dengan Allah. Wali mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang agama serta sanggup berjuang demi kepentingan agama. Jumlah Wali dianggap sembilan, meskipun sebenarnya banyak sekali. Hal itu mungkin berhubungan dengan suatu kepercayaan yang menganggap sembilan merupakan bilangan yang keramat. Meskipun wali-wali itu guru-guru besar agama dan penyebar agama Islam, namun ada juga Wali yang akhirnya memegang peranan penting dalam bidang politik, pemerintahan. Misalnya Sunan Gunung Jati atau Fatahillah. Beliau adalah pendiri kerajaan Banten-Cirebon, bahkan akhirnya menjadi Sultan Cirebon hingga wafatnya. Dalam melakukan penyebaran Islam, para Wali mendirikan perguruan-perguruan, tempat menggembleng murid-murid yang militan dan luas pengetahuannya.
Sekian uraian tentang Sejarah Penyebaran Islam di Indonesia. Jika ada pertanyaan, saran/kritik, atau apresiasi, kirimkan melalui kotak komentar. Terima Kasih, semoga bermanfaat



                                                                   semoga bermanfaat


0 komentar:

Proudly Powered by Blogger.