Sejarah Penyebaran Islam di Indonesia
Sejarah penyebaran Islam di Indonesia
tidak bisa dilepaskan dari aktvitas hubungan perdagangan Indonesia
dengan bangsa lain. Sejak dahulu terdapat hubungan perdagangan antara Indonesia
dengan Gujarat India. Hubungan itu makin ramai sesudah Bagdag jatuh ke
tangan bangsa mongol tahun 1251. Karena kedudukan Gujarat bertambah
penting, pedagang-pedagang Islam dari Gujarat berdagang langsung ke
Indonesia. Mereka membeli rempah-rempah dan sebaliknya menjual
barang-barang yang dibawa dari India. Melalui hubungan perdagangan ini,
lambat laun agama Islam mulai disebarkan oleh pedagang-pedagang Gujarat
terhadap rekan-rekannya di Indonesia. Dengan menganut agama yang sama hubungan perdagangan semakin bertambah erat.
Ilustrasi |
Sejarah penyebaran Islam di Indonesia
semakin jelas terlihat pada akhir abad-13 dengan bukti-bukti bahwa
Islam pertamakali disebarkan di Sumatra Utara. Bukti-bukti penyebaran
Islam itu antara lain:
- Dalam perjalanan dari China ke Persia (1292) Marco Polo singgah di Sumatra Utara. Dia menceritakan bahwa di Peureula telah ada penganut-penganut Islam.
- Batu nisan Malik as Saleh, Sultan Samudra Pasai yang wafat 1297 menunjukkan batu nisan seorang Islam. Batu nisan tadi diimpor dari Gujarat dan agaknya menjadi dagangan yang penting.
Penyebaran Islam Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudra Pasai adalah kerajaan
Islam pertama di Indonesia, sekaligus sebagai kerajaan yang pertamakali
melakukan penyebaran Islam di Indonesia. Berkat letaknya yang
strategis, Samudra Pasai segera tumbuh menjadi pusat perdagangan yang
penting di Selat Malaka. Adanya hubungan perdagangan yang erat dengan
Gujarat menyebabkan perdagangan Samudra Pasai mengalami perkembangan.
Samudra Pasai juga telah mengadakan hubungan dengan kesultanan Delhi
India. Perkembangan Samudra Pasai tidak lama, kira-kira hanya tiga
perempat abad. Samudra Pasai tidak lama tumbuh menjadi negara besar
karena menghadapi Majapahit. Sebagai negara maritim yang besar Majapahit
tidak mungkin membiarkan tumbuhnya kekuatan baru disekitar Selat
Malaka. Oleh sebab itu sekitar tahun 1350 Samudra Pasai dibinasakan oleh
armada Majapahit. Setelah kejayaan Samudra Pasai berakhir, sejarah
penyebaran Islam di Indonesia selanjutnya berpindah ke kerajaan Malaka.
Penyebaran Islam Kerajaan Malaka
Penyebaran Islam di Indonesia
yang berkembang dari Malaka dianggap sebagai faktor penting dalam
sejarah Islam di Indonesia. Dari Malaka-lah agama Islam tersiar masuk
kesebagian besar wilayah Indonesia. Sebagai daerah bandar yang
strategis, Malaka banyak dikunjungi oleh pedagang-pedagang yang datang
dari pulau lain, seperti Pesisir Utara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dari
aktivitas perdagangan itu juga, mereka saling bergaul dengan
pedagang-pedagang Islam dari Gujarat, Persia maka lambat laun banyak
diantara mereka yang menganut agama Islam. Selanjutnya, mereka
melanjutkan penyebaran Islam tadi ke daerah-daerah dagang lain di
Indonesia. Namun, pada tahun 1511 Malaka jatuh ke tangan orang Portugis.
Tetapi hal ini membuat agama Islam semakin tersebar luas di Indonesia.
Adapun sebabnya ialah:
- Pedagang-pedagan Islam yang semula berada di Malaka lalu memindahkan kegiatannya ke daerah-daerah lain terutama ke Adeh, Banten, Kalimantan Barat, dan Makassar.
- Jalur perdagangan Islam beralih dari Selat Malaka ke Selat Sunda terus menyusur pesisir Barat Sumatera. Daerah-daerah yang dilalu segera mendapat pengaruh Islam.
- Raja-raja Islam dari Demak dan Aceh dengan segera menyebar luaskan agama Islam ke daerah-daerah yang belum Islam. Tujuannya untuk mencegah pengaruh Portugis baik di bidang politik, ekonomi maupun Agama.
Penyebaran Islam Jawa Tengah dan Jawa Timur
Akibat perang saudara dan pertentangan
antar bangsawan pada permulaan abad 5 Pemerintah Pusat Majapahit telah
lemah. Bandar-bandar pesisir Jateng dan Jatim, seperti: Demak, Jepara,
Tuban, Gresik, dan Surabaya tidak lagi menghiraukan Pemerintah Pusat
Majapahit. Bandar-bandar tersebut hakekatnya mulai tumbuh menjadi
kerajaan-kerajaan kecil yang bebas merdeka. Berkat hubungan dagang yang
erat dengan Malaka lambat laun para penguasa bandar-bandar itu banyak
yang masuk menganut agama Islam. Dari kota-kota itu selanjutnya agama
Islam tersiar ke daerah pendalaman dan juga daerah-daerah Indonesia yang
lain seperti Maluku. Adapun pusat dan benteng Islam di Jateng-Jatim
ialah Demak dan Gresik.
Penyebaran Islam oleh Wali Songo
Sejarah penyebaran agama Islam
di Jawa tidak bisa dipisahkan dengan peranan dan jasa para wali. Sebutan
wali adalah kependekan dari perkataan Wali’ullah, artinya sahabat Allah
atau orang-orang yang sangat dekat dengan Allah. Wali mempunyai
pengetahuan yang mendalam tentang agama serta sanggup berjuang demi
kepentingan agama. Jumlah Wali dianggap sembilan, meskipun sebenarnya
banyak sekali. Hal itu mungkin berhubungan dengan suatu kepercayaan yang
menganggap sembilan merupakan bilangan yang keramat. Meskipun wali-wali
itu guru-guru besar agama dan penyebar agama Islam, namun ada juga Wali
yang akhirnya memegang peranan penting dalam bidang politik,
pemerintahan. Misalnya Sunan Gunung Jati atau Fatahillah. Beliau adalah
pendiri kerajaan Banten-Cirebon, bahkan akhirnya menjadi Sultan Cirebon
hingga wafatnya. Dalam melakukan penyebaran Islam, para Wali mendirikan
perguruan-perguruan, tempat menggembleng murid-murid yang militan dan
luas pengetahuannya.
Sekian uraian tentang Sejarah Penyebaran Islam di Indonesia. Jika ada pertanyaan, saran/kritik, atau apresiasi, kirimkan melalui kotak komentar. Terima Kasih, semoga bermanfaatsemoga bermanfaat
0 komentar: