Senin, 30 Mei 2016

MAKALAH SEJARAH - Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia

by riki ramadhan  |  at  03.40

Dalam pembahasan kali ini kita akan membahas tentang kerajaan kerajaan islam di indonesia langsung saja ulasannya


MAKALAH SKI - Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Sebelum penjajah Belanda datang ke Indonesia, di Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan besar seperti : Samudera Pasai dan Aceh Darussalam (Sumatera), Pajang, Demak, Mataram, Cirebon, dan Banten (Jawa),  Banjar dan Kutai (Kalimantan), Gowa-Tallo, Bone, Wajo, Soppeng, dan Luwa (Sulawesi).
Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah kerajaan Samudera Pasai yang merupakan kerajaan kembar. Kerajaan ini terletak di pesisir timur laut Aceh. Kerajaan Aceh terletak di daerah yang sekarang dikenal dengan nama Kabupaten Aceh Besar. Di sini pula terletak ibu kotanya. Kurang begitu diketahui kapan kerajaan ini sebenarnya berdiri. Anas Machmud berpendapat, Kerajaan Aceh berdiri pada abad ke 15 M, di atas puing-puing kerajaan Lamuri, oleh Muzaffar Syah (1465-1497).
Sedangkan di Pulau Jawa juga berdiri kerajaan Demak yang dipimpin oleh Raden Patah, kemudian berdiri pula Kesultanan Pajang yang dipandang sebagai pewaris kerajaan Islam Demak. Kesultanan Cirebon adalah kerajaan Islam pertama di jawa Barat. Kerajaan ini didirikan oleh Sultan Gunung Jati.
Di Kalimantan juga berdiri dua buah kerajaan yaitu kerajaan Banjar yang rajanya bernama Sultan Suruiansyah, dan kerajaan Kutai yang salah satu rajanya bernama Tuan di bandang atau lebih dikenal dengan sebutan Dato’ Ri Bandang.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah cara islam bisa masuk dan berkembang di Indonesia?
2.      Apa sajakah kerajaan-kerajaan islam yang ada di Indonesia?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui cara islam bisa masuk dan berkembang di Indonesia.
2.      Mengetahui kerajaan-kerajaan islam yang ada di Indonesia.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Masuknya Islam ke Indonesia
Masuknya agama Islam di Indonesia sangat erat kaitannya dengan kegiatan pelayaran dan perdagangan pada masa lampau. Kalian Ingat bahwa kegiatan pelayaran dan pedagangan di perairan nusantara telah berlangsung sejak awal tahun Masehi. Pada waktu itu banyak pedagang dari India dan Cina yang mengadakan hubungan dagang dengan pedagang-pedagang Indonesia. Kegiatan pelayaran dan perdagangan ini semakin hari semakin berkembang ramai. Selanjutnya pada sekitar abad ke-7 dan 8 pedagang-pedagang Islam dari Timur Tengah banyak yang datang berlayar ke selat Malaka hingga ke perairan Nusantara kita. Pada masa itu di Indonesia telah berdiri kerajaan terkenal bernama Sriwijaya. Karena Sriwijaya ketika itu merupakan bandar terbesar, tempat singgah dan bongkar muat barang-barang dagangan yang dibawa para pedagang dari kepulauan Nusantara maupun dari luar, maka kemungkinan besar termasuk para pedagang dari Timur Tengah yang singgah pula di Sriwijaya. Oleh sebab itu para pedagang Islam yang telah mengenal Sriwijaya menyebutkan Sriwijaya dengan istilah Zabag atau Zabay.
Berkembangnya hubungan perdagangan antara pedagang-pedagang Islam dengan pedagang-pedagang Indonesia membawa pengaruh masuknya agama Islam ke Indonesia.
Pada umumnya para pedagang Islam sambil berdagang mereka memperkenalkan atau mengajarkan pula agama Islam kepada pedagang maupun penduduk setempat. Melalui hubungan dagang inilah penduduk Indonesia mengenal ajaran agama Islam untuk selanjutnya secara sadar mereka memeluk agama Islam.
Sekitar abad ke - 11 Islam telah sampai pula di pulau Jawa. Keterangan ini diperoleh berdasarkan bukti ditemukan sebuah batu nisan (makam) yang bertuliskan huruf Arab. Batu nisan yang berangka tahun 1082 ditemukan di Lereng (dekat Gresik). Tulisan pada batu nisan ini memuat keterangan tentang wafatnya seorang wanita bernama Fatimah binti Maimun.
Keterangan lain tentang berkembangnya agama Islam di Indonesia bersumber dari catatan perjalanan seorang yang bernama Marco Polo (1992). Dia adalah seorang musafir dari Venesia, Italia. Dalam perjalanan menuju Tiongkok (Cina yang ditempuh melalui laut, Marco Polo singgah di Aceh Utara. Dari persinggahannya itu ia menceritakan bahwa di Perlak banyak penduduk yang beragama Islam dan banyak pula pedagang dari Gujarat (India) yang giat menyiarkan agama Islam.
Berdasarkan keterangan tersebut di atas, jelas bahwa selain pedagang-pedagang dari Gujarat (India) yang aktif menyiarkan agama Islam di kepulauan Nusantara. Perlu diketahui bahwa pedagang-pedagang Gujarat sejak abad ke-10 telah menganut Islam.
Agama-agama Islam mula-mula berkembang di kota-kota dagang atau disekitar bandar tempat persinggahan pada pedagang Islam. Daerah yang mula-mula menjadi daerah Islam adalah Perlak dan Samudra Pasai. Kemudian meluas ke pulau Jawa seperti Gresik. Tuban, Demak, Cirebon dan Banten. Seharusnya ke pulau lainnya (Maluku, Sulawesi, Kalimantan dan sebagainya).
B.     Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
1.      Kerajaan-Kerajaan Islam Pertama di Sumatera
a)      Samudera Pasai
Kerajaan Pasai adalah Kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan ini terletak di pesisir timur laut Aceh. Kemunculan pertama kalinya diperkirakan abad ke-13 M, sebagai proses dari hasil Islamisasi daerah-daerah pinggir pantai yang pernah disinggahi para pedagang-pedagang muslim sejak abad ke-7, ke-8, dan seterusnya. Bukti berdirinya kerajaan ini adalah dengan adanya nisan kubur yang terbuat dari batu granit asal Samudera Pasai. Dan nisan itu, dapat diketahui bahwa raja pertama kerajaan itu meninggal pada bulan Ramadhan tahun 696 H, yang diperkirakan bertepatan dengan tahun 1297 M.
Malik Al-Shaleh adalah raja pertama kerajaan tersebut dan merupakan pendiri kerajaan itu. Hal ini diketahui melalui tradisi Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat Melayu, dan juga hasil penelitian atas berbagai sumber yang dilakukan sarjana-sarjana Barat, khususnya Belanda, seperti Snouck Hurgronye, J.P.Molquette, J.L.Moens, J.Hushoff Poll, G.P.Rouffaer, H.K.J.Cowan, dan lain-lain.
Dari segi politik, munculnya kerajaan Samudera Pasai pada abad ke-13 M itu sejalan dengan suramnya peranan kerajaan Sriwijaya, yang sebelumnya memeganag peranan penting di kawasan Sumatera dan sekelilingnya.
b)      Aceh Darussalam
Kerajaan Aceh terletak di daerah yang sekarang dikenal dengan nama Aceh Besar. Disini pula terletak ibu kotanya. Kurang begitu diketahui kapan kerajaan ini muncul atau berdiri. Anas Machmud berpendapat, kerajaan Aceh berdiri pada abad ke-15 M, diatas puing-puing kerajaan Lamuri, oleh Muzaffar Syah (1465-1497). Dialah yang membangun kota Aceh Darussalam. Menurutnya pada masa pemerintahannya, Aceh Darussalam mulai mengalami kemajuan dalam bidang perdagangan karena saudagar-saudagar Muslim yang sebelumya berdagang dengan Malaka memindahkan kegiatan mereka ke Aceh, setelah Malaka dikuasai Portugis pada tahun 1511 M. sebagai akibat penaklukan Malaka Utara melalaui selat Karimata dari Portugis itu, jalan dagang yang sebelumaya dari laut Jawa ke Sunda dan menyusur pantai Barat Sumatera, kemudian ke Aceh. Dengan demikian Aceh ramai dikunjungi saudagar dari berbagai negeri.
2.      Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa
a)      Demak
Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa, kerajaan ini muncul ketika melemahnya Raja Majapahit. Di bawah pimpinan Sunan Ampel Denta, Walisongo bersepakat mengangkat Raden Patah menjadi Raja pertama kerajaan Demak. Gelar Raden Fatah adalah Senopati Jimbun Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Demak sebelumnya adalah Bintoro yang  merupakan daerah vasal Majapahit yang diberikan oleh Raja Majapahit kepada Raden Patah.
Pemerintahan Raden Patah berlangsung kira-kira di akhir abad ke-15 hingga awal abad ke-16 M. Dikatakan, ia adalah seorang anak Raja Majapahit dari seorang ibu muslim keturunan Campa. Ia digantikan anaknya yang bernama Sambrang Lor, dikenal juga dengan julukan Pati Unus. Menurut Tome Pires, Pati Unus baru berumur 17 tahun ketika menggantikan ayahnya sekitar tahun 1507. Menurutnya tidak lama setelah naik tahta, ia merencanakan suatu rencana serangan terhadap Malaka. Semangat perangnya memuncak ketika Malaka ditaklukkan Portugis pada tahun 1511. Akan tetapi, sekitar pergantian tahun 1512-1513, tentaranya mengalami kekalahan besar.
Pati Unus digantikan oleh Trenggono yang dilantik sebagai Sultan oleh Sunan Gunung Jati dengan gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin. Ia memulai pemerintahan pada tahun 1524-1546. Pada masa Sultan Demak yang ketiga inilah Islam dikembangkan keseluruh tanah Jawa, bahkan sampai ke Kalimantan Selatan. Penaklukan Sunda Kelapa berakhir tahun 1527 yang dilakukan oleh gabungan Demak dan Cirebon di bawah pimpinan Fadhilah Khan. Majapahit dan Tuban jatuh ke bawah kekuasaan Demak diperkirakan pada tahun 1527 itu juga.
b)      Pajang
Kesultanan Pajang adalah pelanjut dan dipandang sebagai pewaris kerajaan Islam di Demak. Kesultanan yang terletak di Kartasura sekarang itu merupakan kerajaan Islam yang pertama yang terletak di pedalaman pulau Jawa. Usia kesultanan ini tidak panjang, kekuasaaan dan kebesarannya kemudian diambil oleh kerajaan Mataram.
Sultan atau Raja yang pertama adalah Jaka Tingkir yang berasal dari Pengging, lereng gunung Merapi. Oleh Raja Demak ketiga yaitu Sultan Trenggono, Jaka Tingkir diangklat sebagai Raja pajang setelah sebelumnya dikawinkan dengan anak perempuannya.
c)      Mataram
Awal dari kerajaan Mataram adalah ketika Sultan Adiwijaya dari Pajang meminta bantuan kepada Ki Pamanahan yang berasal dari daerah pedalaman untuk menghadapi dan menumpas pemberontakan Aria Penangsang. Sebagai hadiah atasnya, Sultan kemudian menghadiahkan daerah Mataram kepada Ki Pamanahan yang menurunkan Raja-raja Mataram Islam kemudian.
Pada tahun 1577 M, Ki Gede Pamanahan menempati Istana barunya di Mataram. Dia digantikan putranya, Senopati, pada tahun 1584 dan dikukuhkan sebagai Raja Mataram oleh Sultan Pajang.
d)     Cirebon
Kesultanan Cirebon adalah kerajaan Islam yang pertama di Jawa Barat. Kerajaan ini didirikan oleh salah satu anggota Walisongo, yaitu Sunan Gunung Jati.
Diawal abad ke-16, Cirebon merupkan daerah kecil dibawah kekuasaan Pakuan Pajajaran. Raja Pajajaran hanya menempatkan seorang juru labuhan disana yang bernama Pangeran Walangsungsang, seorang tokoh yang mempunyai hubungan darah dengan Raja Pajajaran.
e)      Banten
Kerajaan di Banten merupakan perluasan Islam yang dilakukan oleh kerajaan Cirebon yang dipimpin oleh Sunan Gunung jati. Perluasan wilayah itu dimulai dengan pendudukan Sunda oleh Sunan Gunung Jati pada tahun 1527 M.
3.      Kerajaan-kerajaan Islam di Kalimantan, Maluku, dan Sulawesi
a)      Kalimantan
·         Kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan
Kerajaan ini muncul ketika terjadi peristiwa pertentangan dalam keluarga istana, antara Pangeran Samudera sebagai pewaris sah kerajaann Daha, dengan pamannya yang bernama Pangeran Tumenggung. Ketika Raja Sukarama hampir tiba ajalnya, Ia berwasiat agar yang menggantikannya adalah cucunya Raden Samudera. Keempat putranya tentu tidak menerima wasiat itu.
Pertentangan itu menimbulkan keluarnya Pangeran Samudera dari kerajaan dan berkelana sampai ke kerajaan Demak. Ia meminta bantuan disana, dan akhirnya kerajaan Demak mau membantu pangeran Samudera asalkan dia mau menganut ajaran Islam dan akhirnya berhasil dan kerajaan itu berkembang menjadi kerajaan Islam.
·         Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur
Menurut risalah Kutai, dua orang penyebar Islam tiba di Kutai pada masa pemerintahan Raja Mahkota. Salah seorang diantaranya adalah Tuan Bandang, yang dikenal dengan Dato’ Ri Bandang dari Makasar, dan yang lainya adalah Tuan Tunggan Parangan. Setelah pengislaman, Dato’ Ri Bandang kembali ke Makasar dan Tuan Tunggang  kembali ke Kutai dan melalui yang terakhir inilah Raja Mahkota tunduk kepada keimanan Islam. Setelah itu, segera dibangun masjid sebagai tempat pengajaran agama Islam. Yang pertama adalah Raja Mahkota sendiri, kemudian Pangeran, kemudian Para menteri, panglima dan hulubalang dan akhirnya rakyat biasa. Hal ini terjadi pada tahun 1575 M.
b)      Maluku
Kerajaan ini berdiri sekitar tahun 1406, Raja Ternate memeluk Islam, nama raja itu adalah Vongi Tidore. Ia mengambil seorang istri keturunan Ningrat Jawa. Namun raja yang benar-benar memeluk agama Islam adalah raja yang bernama Zayn Al-Abidin pada tahun 1486-1500 M.
c)      Sulawesi
Kerajaan Goa-Tallo merupakan kerajaan kembar yang saling berbatasan, biasanya disebut dengan kerajaan Makassar. Kerajaan ini terletak di semenanjung barat daya pulau Sulawesi. Kerajaan tersebut menerima ajaran agama Islam dari Gresik atau Giri yang tersebar dalam proses Islamisasi diseluruh nusantara.
Kemudian kerajaan kembar Goa-Tallo menyampaikan “pesan Islam” kepada kerajaan-kerajaan lain seperti Luwu, yang lebih tua, Wajo, Soppeng, dan Bone


BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa sekitar abad ke-7 dan 8 pedagang-pedagang Islam dari Timur Tengah banyak yang datang berlayar ke selat Malaka hingga ke perairan Nusantara kita. Pada masa itu di Indonesia telah berdiri kerajaan terkenal bernama Sriwijaya. Karena Sriwijaya ketika itu merupakan bandar terbesar, tempat singgah dan bongkar muat barang-barang dagangan yang dibawa para pedagang dari kepulauan Nusantara maupun dari luar, maka kemungkinan besar termasuk para pedagang dari Timur Tengah yang singgah pula di Sriwijaya. Oleh sebab itu para pedagang Islam yang telah mengenal Sriwijaya menyebutkan Sriwijaya dengan istilah Zabag atau Zabay.
Pada umumnya para pedagang Islam sambil berdagang mereka memperkenalkan atau mengajarkan pula agama Islam kepada pedagang maupun penduduk setempat. Melalui hubungan dagang inilah penduduk Indonesia mengenal ajaran agama Islam untuk selanjutnya secara sadar mereka memeluk agama Islam. Sekitar abad ke - 11 Islam telah sampai pula di pulau Jawa.
Keterangan lain tentang berkembangnya agama Islam di Indonesia bersumber dari catatan perjalanan seorang yang bernama Marco Polo (1992). Dalam perjalanan menuju Tiongkok (Cina yang ditempuh melalui laut) Marco Polo singgah di Aceh Utara. Dari persinggahannya itu ia menceritakan bahwa di Perlak banyak penduduk yang beragama Islam dan banyak pula pedagang dari Gujarat (India) yang giat menyiarkan agama Islam. Selain pedagang-pedagang dari Gujarat (India) yang aktif menyiarkan agama Islam di kepulauan Nusantara. Perlu diketahui bahwa pedagang-pedagang Gujarat sejak abad ke-10 telah menganut Islam.
Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia adalah sebagai berikut:
1.      Kerajaan-Kerajaan Islam Pertama di Sumatera
a)      Samudera Pasai (Malik Al-Shaleh / abad ke-13 M)
b)      Aceh Darussalam (Muzaffar Syah / abad ke-15 M)
2.      Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa
a)      Demak (Raden Patah)
b)      Pajang (Jaka Tingkir)
c)      Mataram (Ki Pamanahan)
d)     Cirebon (Sunan Gunung Jati)
e)      Banten (Sunan Gunung Jati / 1527 M)


3.      Kerajaan-kerajaan Islam di Kalimantan, Maluku, dan Sulawesi
a)      Kalimantan
·         Kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan (Raden Samudera)
·         Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur (Tuan Tunggan Parangan/1575 M)
b)      Maluku (Vongi Tidore (1406 M) / Zayn Al-Abidin (1486-1500 M))
c)      Sulawesi (Kerajaan Goa-Tallo)
                                        SEMOGA BERMANFAAT 


Sejarah Penyebaran Islam di Indonesia

by riki ramadhan  |  at  03.35

Sejarah Penyebaran Islam di Indonesia


Sejarah penyebaran Islam di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari aktvitas hubungan perdagangan Indonesia dengan bangsa lain. Sejak dahulu terdapat hubungan perdagangan antara Indonesia dengan Gujarat India. Hubungan itu makin ramai sesudah Bagdag jatuh ke tangan bangsa mongol tahun 1251. Karena kedudukan Gujarat bertambah penting, pedagang-pedagang Islam dari Gujarat berdagang langsung ke Indonesia. Mereka membeli rempah-rempah dan sebaliknya menjual barang-barang yang dibawa dari India. Melalui hubungan perdagangan ini, lambat laun agama Islam mulai disebarkan oleh pedagang-pedagang Gujarat terhadap rekan-rekannya di Indonesia. Dengan menganut agama yang sama hubungan perdagangan semakin bertambah erat.
Sejarah Penyebaran Islam di Indonesia
Ilustrasi
Sejarah penyebaran Islam di Indonesia semakin jelas terlihat pada akhir abad-13 dengan bukti-bukti bahwa Islam pertamakali disebarkan di Sumatra Utara. Bukti-bukti penyebaran Islam itu antara lain:
  • Dalam perjalanan dari China ke Persia (1292) Marco Polo singgah di Sumatra Utara. Dia menceritakan bahwa di Peureula telah ada penganut-penganut Islam.
  • Batu nisan Malik as Saleh, Sultan Samudra Pasai yang wafat 1297 menunjukkan batu nisan seorang Islam. Batu nisan tadi diimpor dari Gujarat dan agaknya menjadi dagangan yang penting.

Penyebaran Islam Kerajaan Samudra Pasai

Kerajaan Samudra Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia, sekaligus sebagai kerajaan yang pertamakali melakukan penyebaran Islam di Indonesia. Berkat letaknya yang strategis, Samudra Pasai segera tumbuh menjadi pusat perdagangan yang penting di Selat Malaka. Adanya hubungan perdagangan yang erat dengan Gujarat menyebabkan perdagangan Samudra Pasai mengalami perkembangan. Samudra Pasai juga telah mengadakan hubungan dengan kesultanan Delhi India. Perkembangan Samudra Pasai tidak lama, kira-kira hanya tiga perempat abad. Samudra Pasai tidak lama tumbuh menjadi negara besar karena menghadapi Majapahit. Sebagai negara maritim yang besar Majapahit tidak mungkin membiarkan tumbuhnya kekuatan baru disekitar Selat Malaka. Oleh sebab itu sekitar tahun 1350 Samudra Pasai dibinasakan oleh armada Majapahit. Setelah kejayaan Samudra Pasai berakhir, sejarah penyebaran Islam di Indonesia selanjutnya berpindah ke kerajaan Malaka.

Penyebaran Islam Kerajaan Malaka

Penyebaran Islam di Indonesia yang berkembang dari Malaka dianggap sebagai faktor penting dalam sejarah Islam di Indonesia. Dari Malaka-lah agama Islam tersiar masuk kesebagian besar wilayah Indonesia. Sebagai daerah bandar yang strategis, Malaka banyak dikunjungi oleh pedagang-pedagang yang datang dari pulau lain, seperti Pesisir Utara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dari aktivitas perdagangan itu juga, mereka saling bergaul dengan pedagang-pedagang Islam dari Gujarat, Persia maka lambat laun banyak diantara mereka yang menganut agama Islam. Selanjutnya, mereka melanjutkan penyebaran Islam tadi ke daerah-daerah dagang lain di Indonesia. Namun, pada tahun 1511 Malaka jatuh ke tangan orang Portugis. Tetapi hal ini membuat agama Islam semakin tersebar luas di Indonesia. Adapun sebabnya ialah:
  • Pedagang-pedagan Islam yang semula berada di Malaka lalu memindahkan kegiatannya ke daerah-daerah lain terutama ke Adeh, Banten, Kalimantan Barat, dan Makassar.
  • Jalur perdagangan Islam beralih dari Selat Malaka ke Selat Sunda terus menyusur pesisir Barat Sumatera. Daerah-daerah yang dilalu segera mendapat pengaruh Islam.
  • Raja-raja Islam dari Demak dan Aceh dengan segera menyebar luaskan agama Islam ke daerah-daerah yang belum Islam. Tujuannya untuk mencegah pengaruh Portugis baik di bidang politik, ekonomi maupun Agama.

Penyebaran Islam Jawa Tengah dan Jawa Timur

Akibat perang saudara dan pertentangan antar bangsawan pada permulaan abad 5 Pemerintah Pusat Majapahit telah lemah. Bandar-bandar pesisir Jateng dan Jatim, seperti: Demak, Jepara, Tuban, Gresik, dan Surabaya tidak lagi menghiraukan Pemerintah Pusat Majapahit. Bandar-bandar tersebut hakekatnya mulai tumbuh menjadi kerajaan-kerajaan kecil yang bebas merdeka. Berkat hubungan dagang yang erat dengan Malaka lambat laun para penguasa bandar-bandar itu banyak yang masuk menganut agama Islam. Dari kota-kota itu selanjutnya agama Islam tersiar ke daerah pendalaman dan juga daerah-daerah Indonesia yang lain seperti Maluku. Adapun pusat dan benteng Islam di Jateng-Jatim ialah Demak dan Gresik.

Penyebaran Islam oleh Wali Songo

Sejarah penyebaran agama Islam di Jawa tidak bisa dipisahkan dengan peranan dan jasa para wali. Sebutan wali adalah kependekan dari perkataan Wali’ullah, artinya sahabat Allah atau orang-orang yang sangat dekat dengan Allah. Wali mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang agama serta sanggup berjuang demi kepentingan agama. Jumlah Wali dianggap sembilan, meskipun sebenarnya banyak sekali. Hal itu mungkin berhubungan dengan suatu kepercayaan yang menganggap sembilan merupakan bilangan yang keramat. Meskipun wali-wali itu guru-guru besar agama dan penyebar agama Islam, namun ada juga Wali yang akhirnya memegang peranan penting dalam bidang politik, pemerintahan. Misalnya Sunan Gunung Jati atau Fatahillah. Beliau adalah pendiri kerajaan Banten-Cirebon, bahkan akhirnya menjadi Sultan Cirebon hingga wafatnya. Dalam melakukan penyebaran Islam, para Wali mendirikan perguruan-perguruan, tempat menggembleng murid-murid yang militan dan luas pengetahuannya.
Sekian uraian tentang Sejarah Penyebaran Islam di Indonesia. Jika ada pertanyaan, saran/kritik, atau apresiasi, kirimkan melalui kotak komentar. Terima Kasih, semoga bermanfaat



                                                                   semoga bermanfaat


MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM, pengertian, metode, ilmu dasar spi, ilmu bantu,manfaat serta urgensi

by riki ramadhan  |  at  03.29

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM, pengertian, metode, ilmu dasar spi, ilmu bantu,manfaat serta urgensi









BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
                        Dalam sejarah kebudayaan umat manusia proses tukar-menukar dan interaksi (intermingling) atau pinjam meminjam konsep antara satu kebudayaan dengan kebudayaan lain memang senantiasa terjadi, seperti yang terjadi antara kebudayaan Barat dan peradaban Islam. Dalam proses ini selalu terdapat sikap resistensi dan akseptansi. Namun dalam kondisi dimana suatu kebudayaan itu lebih kuat dibanding yang lain yang tejadi adalah dominasi yang kuat terhadap yang lemah. Istilah Ibn Khaldun, "masyarakat yang ditaklukkan, cenderung meniru budayapenakluknya". Islam menyajikan sistem tolong menolong antarumat dalam lapangan politik, perekonomian, kehidupan sosial, bahkan sistem perdamaian. Islamlah yang mencetuskan sistem perjanjian, konsulat, suaka politik, dan dakwah. Kerja sama dan kontak ekonomi dibolehkan dengan pihak lain, seperti Yahudi,persiadanyunani.
                        Ketika Peradaban Islam menjadi sangat kuat dan dominan pada abad pertengahan, masyarakat Eropa cenderung meniru atau "berkiblat ke Islam". Kini ketika giliran kebudayaan Barat yang kuat dan dominan maka proses peniruan itu juga terjadi. Terbukti sejak kebangkitan Barat dan lemahnya kekuasaan politik Islam, para ilmuwan Muslim belajar berbagai disiplin ilmu termasuk Islam ke Barat dalam rangka meminjam. Hanya saja karena Peradaban Islam dalam kondisi terhegemoni maka kemampuan menfilter konsep-konsep dalam pemikiran dan kebudayaan Barat juga lemah.[1]
B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat di peroleh rumusan masalah sebagai berikut:
a.    Apa itu pengertian sejarah?
b.    Apa saja metode dalam sejarah?
c.    Apa saja ilmu dasar dalam sejarah?
d.    Apa saja ilmu bantu sejarah?
e.    Apa manfaat dan urgensi mempelajari SPI?
C.   Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas dapat di peroleh tujuannya adalah sebagai berikut:
a.    Mengetahui pengertian sejarah
b.    Mengetahui metode dalam sejarah
c.    Mengetahui ilmu-ilmu dasar dalam sejarah
d.    Mengetahui ilmi-ilmu bantu dalam sejarah
e.    Dan mengetahui manfaat serta urgensi dalam PSI
BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Sejarah Peradaban Islam.
                        Sejarah berasal dari bahasa Arab “syajaratun” artinya pohon. Dalam dunia barat disebut Histoire (perancis), Historie  (Belanda),  History (Inggris).[2] Berasal dari bahasa Yunani Istoria yang artinya ilmu. Dalam pengertian lain, sejarah adalah catatan berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau (event in the past).[3] Dalam pengertian lebih seksama sejarah adalah kisah dan peristiwa masa lampau umat manusia.
                        Menurut Sidi Gazalba, sejarah adalah gambaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya sebagai makluk social, yang disusun secara ilmiah dan lengkap, meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertiandan kepahaman tentang apa yang telah berlalu.[4] Sedangkan Menurut Ibn Khaldum, sejarah ialah menunjuk kepada peristiwa-peristiwa istimewa atau penting pada waktu atau ras tertentu.[5]
                        Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab al-Hadharah al-Islamiyah. Kata Arab ini sering juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kebudayaan Islam. “Kebudayaan” dalam bahasa Arab adalah al-Tsaqafah. Di Indonesia, sebgaimana juga di Arab dan Barat, masih banyak orang yang mensinonimkan dua kata “kebudayaan” dan “peradaban”. Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat. Sedangkan manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan lebih banyak direfleksikan dalam seni, sastra, religi dan moral, maka peradaban terrefleksi dalam politik, ekonomi, dan teknologi.
Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan paling tidak mempunyai tiga wujud.
1.    Wujud Ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan dan lain-lain.
2.    Wujud Kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3.    Wujud Benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya. Sedangkan istilah peradaban biasanya dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah.[6]
                        Menurut H.A.R. Gibb, bahwa Islam sesungguhnya lebih dari sekedar agama, Ia adalah peradaban yang sempurna. Karena yang menjadi pokok kekuatan dan sebab timbulnya kebudayaan adalah agama Islam, kebudayaan yang ditimbulkannya dinamakan kebudayaan atau peradaban Islam
Sedangkan landasan dari pembahasan ini yakni “peradaban Islam” adalah “kebudayaan Islam” terutama wujud idealnya, sementara landasan “kebudayaan Islam” adalah agama Islam. Jadi dalam Islam, tidak seperti pada masyarakat yang menganut agama-agama bumi, agama bukanlah kebudayaan tetapi dapat melahirkan kebudayaan. Kalau kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, maka agama Islam adalah wahyu dari Allah SWT.
B.     Metode Sejarah
                        Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Rekontruksi yang imaginative dari masa lampau berdasarkan data yang diperoleh dengan menempuh prose situ disebut historiografi (penulisan Sejarah).[7]
1.    Metode Penggalian sejarah.
a.    Metode lisan (interview) , yaitu dalam pelacakan suatu obyek sejarah dilakukan dengan interview.
b.     Metode Observasi, dalam metode ini obyek sejarah diamati langsung. Jadi metode observasi merupakan metode pengumpulan data, yakni penyelidikan yang dijalankan secara sistematis dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indera terhadap kejadian yang dapat langsung ditangkap.[8]
c.    Metode Dokumenter, metode ini berusaha mempelajari secara cermat dan mendalam segala catatan atau dokumen tertulis.
2.  Metode Penulisan Sejarah.
                        Adapun dalam penulisan sejarah, metode yang dapat digunakan adalah metode
a.    Metode Deskriptif, dengan metode ini digunakan untuk menggambarkan adanya peradaban Islam  tersebut, maksudnya ajaran Islam sebagai agama samawi yang dibawa Nabi Muhammad yang berhubungan dengan peradaban diuraikan sebagaimana adanya dengan tujuan untuk memahami yang terkandung dalam sejarah tersebut.
b.    Metode Komparatif, metode ini merupakan metode yang berusaha membandingankan sebuah perkembangan peradaban Islam dengan peradaban Islam lainya. Dalam metode ini dimaksudkan bahwa ajaran-ajaran Islam dikomparasikan dengan fakta-fakta yang terjadi dan berkembang dalam waktu serta tempat-tempat tertentu untuk mengetahui adanya persamaan dan perbedaan dalam suatu permasalahan tertentu.
c.    Metode Analisis Sintesis, metode ini melihat sosok peradaban Islam lebih kritis, ada analisis bahasan yang lebih luas serta kesimpulan yang spesifik.
C.      Ilmu Dasar Sejarah
                        Untuk memperoleh data yang akurat terkait sejarah dibutuhkan ilmu-ilmu pendukung yang akan memperkuat keberadaan sejarah tersebut. Adapun ilmu tersebut terbagi menjadi : Ilmu-ilmu dasar sejarah (auxillary disciplines) dan Ilmu-ilmu Bantu sejarah (auxillary sciences). Adapun ilmu Bantu sejarah meliputi :
1. paleografi.
                        Adalah pengetahuan mengenai tulisan-tulisan kuno. Melalui paleografi ini dapat diketahui beberapa hal yaitu :
a.    Bentuk tulisan misal tulisan Arab seperti : tumar, nasakhi, tsulus, farisi, magribi, ghubar, diwani dll.
b.    Cara membaca tulisan kuno seperti tulisan mesir pada piramida, tulisan arab sebelum Islam, tulisan Ibrani, tulisan jawa dengan bahasa sansekerta dll.
c.    Kapan dan dimana tulisan itu dibuat, sebab tulisan mengalami perubahan-perubahan, baik karena waktu maupun tempat yang berbeda.
2. Diplomatik
                        Diplomatik adalah suatu cabang pengetahuan yang menyelidiki tanggal, tempat serta keaslihan dokumen-dokumen tertulis.
3. Epigrafi
                        Epigrafi adalah cabang pengetahuan mengenai inskripsi atau tulisan yang terdapat dalam monument, baik mengenai teknik penulisan/pembuatan maupun isi teksnya.
4. Kronologis
                        Kronologis adalah cabang pengetahuan yang membahas tentang masalah kesatuan waktu, seperti kalender Julius (model lama) dan Gregorius (model baru) dalam kalender masehi, tahun hijriyah dalam Islam  (1H = 622 M), tahun saka (1 saka = 78 M). dll
5. Sigilografi
                        Sigilografi adalah pengetahuan mengenai segel yang dipergunakan oleh para raja, khalifah, gubernur, dll. Dengan mengetahui bentuk segel dan cara penggunaanya, maka akan diketahui apakah dokumen tersebut asli atau palsu.
6. Heraldry
                        Heraldry adalah pengetahuan tentang tanda-tanda atau symbol istimewa yang terdapat dalam stempel, baju besi, pakaian para pembesar, pada bendera dan pakaian tentara.
7. Numismatik
                        Numismatic adalah pengetahuan untuk mengadakan klasifikasi dan menguraikan secara deskriptif mengenai mata uang menurut negeri atau zamanya, termasuk didalamnya adalah medali.
8. Genealogi
                        Genealogi adalah pengetahuan tentang asal usul dan silsilah termasuk juga daftar para pembesar dan pegawai. Bangsa Arab sangat mementingkan silsilah ini, sehingga ada buku khusus untuk mencari silsilah.
D.   Ilmu Bantu Sejarah
                        Sejarah peradaban merupakan uraian sistematis dari segala sesuatu yang telah dipikirkan dan dikerjakan dalam lapangan peradaban pada waktu yang telah lampau. Didalam memahami sejarah peradaban tersebut dibutuhkan ilmu Bantu sejarah meliputi
1.    Geografi
                        Peristiwa sejarah memiliki lingkup ruang dan waktu, dalam konteks ruang dimensi geografi sangat penting. Bahkan dalam konteks perluasan wilayah kekuasaan dan penyebaran suatu agama tidak mungkin dapat dijelaskan dengan baik, jika tidak mengetahui geografinya.
2. Sosiologi.
                        Timbulnya dinamika kehidupan berawal dari interaksi seseorang yang terjadi dalam kehidupan antara individu maupun antara golongan. Proses mobilitas social hendaknya berorientasi pada kemaslahatan, baik dunia maupun akherat. Karena mobilitas social berpengaruh pada system peradaban Islam dan kebijakan peradaban Islam yang digunakan pada perkembangan peradaban Islam selanjutnya.
3. Antropologi.
                        Antropologi dan sejarah memiliki obyek kajian yang sama yaitu manusia. Metode dalam antropologi dapat membantu beberapa masalah yang dihadapi oleh sejarawan. Berkaitan dengan peradaban, maka ada sejarah peradaban dan ada pula antropologi budaya. Dalam melakukan kajian sejarah peradaban dapat menggunakan konsep antropologi budaya dalam berbagai aspek yaitu : norma, adat istiadat, tingkat peradaban, gaya hidup dan lain-lain.
4. Arkeologi
                        Arkeologi berbicara tentang warisan masa lampau yang berupa benda, bangunan, dan momentum yang berada dipermukaan tanah. Arkeologi memberikan bahan tentang kurun waktu yang tidak mewariskan bahan tertulis atau kurang tertulis. Dalam konteks ini arkeologi bersifat melengkapi, meskipun hanya bersifat melengkapi, bagi sejarah kebudayaan dan peradaban arkeologi sangat penting keberadaanya. Sebab arkeologi dapat mengungkapkan peradaban materiel masa lampau, seperti pembentukan kota, struktur perumahan, perabot rumah tangga, pakaian, perhiasan, alat kerja, senjata bahkan pengetahuan tentang agama. 
5. Ilmu Sejarah.
                        Sejarah adalah kisah dan peristiwa masa lampau umat manusia. Ilmu sejarah dipelajari untuk diambil dari sebuah sejarah, jika ada nilai positifnya dapat dikembangkan dalam kemodernan peradaban, tetapi jika sebaliknya hal yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman dapat dijadikan sebagai pengetahuan.
E.    Manfaat dan Urgensi Mempelajari Sejarah Peradaban Islam
                        Sejarah mencatat kondisi kebesaran Islam berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dimana pada waktu dunia Islam menjadi kiblat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia. Sejarah memiliki nilai dan arti penting yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Hal tersebut dikarenakan sejarah menyimpan atau mengandung kekuatan yang dapat menimbulkan dinamisme dan melahirkan nilai-nilai baru bagi perkembangan kehidupan manusia.
                        Dengan mengkaji sejarah, dapat diperoleh informasi tentang aktifitas peradaban Islam dari zaman Rasulullah sampai sekarang, mulai dari pertumbuhan, perkembangan, kemajuan, kemunduran, dan kebangkitan kembali agama Islam. Selain itu dengan mempelajari sejarah peradaban Islam diharapkan seseorang dapat memiliki kemauan untuk melakukan pembangunan dan pengembangan peradaban Islam dan dapat pula menyelesaikan problematika peradaban Islam pada masa kini, serta dapat memunculkan sikap positif terhadap berbagai perubahan system peradaban Islam.[9]
            Adapun kegunaannya sebagai berikut:
a.    KegunaanEdukatif
                  Kegunaan sejarah yang pertama adalah sebagai edukatif atau pelajaran. Banyak manusia yang belajar dari sejarah belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan. Pengalaman tidak hanya terbatas pada pengalaman yang dialaminya sendiri, melainkan juga dari generasi sebelumnya.manusia melalui belajar dari sejarah dapat mengembangkan potensinya. Kesalahan pada masa lampau baik kesalahan sendirimaupunoranglain.
b.    KegunaanInspiratif
                  Kegunaan sejarah yang kedua adalah sebagai inspiratif. Berbagai kisah sejarah dapat memberikan inspirasi pada pembaca dan pendengarnya. Belajar dari kebangkitan nasional yang dipelopori oleh bedirinya organisasi perjuangan yang modern di awal abad ke-20, masyarakat Indonesia sekarang berusaha mengembangkan kebangkitan nasional ang ke2. Pada kebangkitan nasional yang pertama, bangsa indonesia berusaha merebut kemerdekaan yang sekaranginisudahdirasakanhasilnya.[10]
c.    ManfaatRekreatif.
                  Kegunaan sejarah yang ketiga adalah sebagai kegunaan rekreatif. Kegunaan sejarah sebagai kisah dapat memberi suatu hiburan yang segar, melalui penulisan kisah sejarah yang menarik pembaca dapat terhibur. Gaya penulisan yang hidup dan komunikatif dari beberapa sejarawan terasa mampu “menghipnotis” pembaca. Pembaca akan merasa nyaman membaca tulisan dari sejarawan. Konsekuensi rasa senang dan daya tarik penulisan kisah sejarah tersebut membuat pembaca menjadi senang. Membaca menjadi media hiburan dan rekreatif. Membaca telah menjadi bagian dari kesenangan. Membaca telah dirasakan sebagai suatu kebutuhan, yaitu kebutuhan yang untuk rekreatif.[11]
BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
                        Sejarah adalah gambaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya sebagai makluk social, yang disusun secara ilmiah dan lengkap, meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertiandan kepahaman tentang apa yang telah berlalu.
                        Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Untuk memperoleh data yang akurat terkait sejarah dibutuhkan ilmu-ilmu pendukung yang akan memperkuat keberadaan sejarah tersebut.
B.    Saran
                        Diharapkan kepada seluruh mahasiswa pada umumnya. Dan pada mahasiswa/i semester Dua PAI pada khususnya. Agar lebih belajar dengan giat tentang Sejarah Peradaban Islam supaya kita lebih mengenal bagaimana sebuah Peradaban tejadi yang pada makalah ini dititik beratkan pada Sejarah Peradaban Islam Sebagai Ilmu Pengetahuan.

Proudly Powered by Blogger.